Cerdasnya Pedagang Cincau

Pedagang Es Cincau yang Mahir 4 Bahasa Asing

Nanang Sukandar, Tukang Cincau yang Mahir Berbahasa Asing

MEDIAVIEWFINDER.TK - Kejarlah Ilmu Sampai ke Negeri China. Pepatah tua itu mungkin nampaknya dipegang teguh oleh seorang pedagang es cincau kelapa muda di Kota Bogor bernama Nanang Sukandar (51).

Meski tidak berusia muda lagi, kemampuan yang dimiliki Nanang patut diacungi jempol karena menguasai empat bahasa asing yaitu Inggris, Jerman, Belanda, dan Spanyol.

Bahasa asing yang dikuasai Nanang itu berawal dari kecintaannya terhadap bahasa Inggris sejak duduk di bangku SMP. Hal itu membuat Nanang terus memperdalam ilmu bahasanya dengan membeli buku kamus bahasa Inggris.

"Saya sangat tertarik dengan Bahasa Inggris. Buat saya bahasa Inggris itu universal, jadi saya merasa harus bisa menguasainya," ujar Nanang.

Dari situlah, pria yang sehari-harinya berjualan es di Jalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat ini terus mempelajari bahasa asing mulai dari membaca buku hingga berinteraksi langsung dengan para turis.

"Dulu juga sempat belajar sama salah satu dosen di dekat rumah saya. Hampir setiap hari saya main ke rumahnya buat belajar bahasa Inggris ke dia. Ya, diselingi dari buku-buku juga," paparnya.

Selepas bangku SMA, Nanang pun sudah mahir berbahasa Inggris. Akhirnya, ia sempat hijrah ke Yogyakarta dan bekerja sebagai guide di salah satu tempat pariwisata dan kembali memperdalam ilmu bahasanya seperti Jerman, Belanda, dan Spanyol. Ia pun mencontohkan beberapa kalimat berbahasa asing itu.

"Apa kabar itu como estas. Lalu kuning itu amarillo dibaca amario itu LL jadi Y. Bahasa Jerman, wisata itu ausflug, tidak diganti-ganti. Belanda biasa itu gewoonlijk bacanya hewolekh. huruf I enggak dibaca dan huruf H ganti huruf G," terangnya.

Karena merasa cukup lama berada di sana, Nanang memutuskan kembali ke kampung halamanya di Kampung Jeruk Putakaum, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor dan berjualan es cincau kelapa muda.


"Saya kan sudah lama kerja di luar daerah, jadi saya pas pulang ke Bogor tidak punya link lagi, teman-teman di sana semua. Akhirnya menikah terus jualan es sampai sekarang," ungkapnya.

Meski demikian, kemampuan berbahasa asingnya tidak hilang. Justru selama berjualan Nanang bertemu berbagai orang dengan latar belakang pendidikan tinggi hingga turis mencanegara dan berbincang menggunakan bahasa asing.

Hal tersebut pun mengantarkannya untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Universitas Djuanda jurusan Sosial Politik Ilmu Komunikasi setelah diundang mengisi acara talk show di salah satu televisi swasta sehingga mendapatkan bantuan dana pendidikan.


"Saya itu sering ngajak pembeli atau turis bicara asing. Ada mahasiswa dari Bogor atau luar daerah sengaja datang ke sini untuk ngobrol pakai Inggris. Ya Alhamdulillah juga sekarang saya kuliah, baru semester 3," tutur Nanang.


Selepas lulus nanti, Nanang pun bercita-cita ingin mendirikan kursus bahasa asing. Hal itu pun mendapat dukungam dari istri dan kedua anaknya dengan harapan dapat mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak sejak usia dini.

"Intinya harus mencintai dulu bahasa sendiri dengan baik dan benar. Karena tanpa bahasa teknologi tidak ada, tanpa bahasa tidak ada pengetahuan. Karena bahasa itu untuk mengenal," tutupnya.

Komentar